Expiration Date?

 

I’m back again and it’s December. Omagah. With the company of my fave vanilla scented aromatherapy candle yang selalu setia menghangatkan diri ini yang sering kedinginan di kamar yang AC-nya gue setting sendiri temperatur-nya. Pfft.

Let me start with this story.

Karena sering kelaperan di jam – jam brunch time, gue memutuskan untuk beli susu sekardus besar dan cococrunch beserta dengan Milo Cereal buat gue sarapan di kantor (yes, I combined both of them just because I can’t decide). Kesibukan di pertengahan bulan November in which appointments in almost every mornings outside the office made me forgot to eat my breakfast. Sampe di satu pagi yang lumayan leyeh, I opened my locker and I poured the milk, and I drank it. Awalnya semua sih biasa aja, the taste was okay. Then my colleague yelled at me, “Eh, itu kan udah lama, gak boleh tau minum susu yang kelamaan.” Glek. Thankfully, gue baru minum setengah sih. I’ve realized it has reached its expiration date.

Like I said, the milk was tasted okay. Rasa, warna dan aroma-nya pun masih sama kok. Tapi minum susu basi.. ya tetep aja parno.

Terus gue jadi kepikiran setelah ketemu dengan salah satu temen lama gue di SMP, we were quite close back then. A sweet rendezvous, reminiscing about the good ol’ times.

Setelah percakapan tersebut, I wonder if friendship also has an expiration date? Truth is: Yes. My younger self would actually feel very sad, even just to think about it.

Pada intinya, dia bilang, apa rasanya jadi gue yang sering pindah sekolahan dan terlihat sering menyendiri. Kasarnya, kata dia: gue ansos. Gue cuman punya satu temen yang kemanapun dia pergi, disitu pasti ada gue. Terus berlanjut selama dua tahun sampai akhirnya gue ada di circle pertemanan lain, including her.

Ironis-nya, ketika temen gue ini nanya apakah gue masih keep in touch dengan dia atau enggak, gue hanya bisa menjawab dengan ketawa kecil yang gue akhiri dengan kata “Enggak.” Lalu pernyataan ansos itu mutlak terkonfirmasi dengan ketidaktahuan gue akan updates keadaan temen – temen sekelas yang lain, yang bahkan gue juga udah gak inget lagi orangnya yang mana. Hahaha.

….

For me, in this season, at this age, I do believe that drifting away is very normal. Well yes, losing touch is inevitable. Apparently, some people will grow apart.

It goes along in every seasons. As I walk into a different season, I probably have shifted my priorities. And by that, it could mean I have to change my circle too.

….

Gue jadi inget susu basi yang gue minum di kantor. Dalam pikiran gue, susu basi itu bisa aja jadi yoghurt, and I like yoghurt.. kenapa harus dibuang?

Mungkin karena gue memilih untuk tidak melakukan apa-apa lagi dengan itu. Mungkin gue tidak mau lagi melalui proses – proses yang harus gue jalani lagi dengan itu. Mungkin juga, karena gue sadar itu bisa meracuni badan gue.

It goes the same with friendship too, I think.

Some has expiration date, because both sides (or one of them) choose to grow apart and do nothing about it.

Some remains, and still keeping it valuable because they choose to embrace the process together.

 

Tinggalkan komentar